Article

Only the latest news is businness industry

Beberapa Sektor Bisnis Booming di Periode New Normal

Beberapa sektor bisnis booming di periode new normal. Usai Pandemi Covid-19, pola hidup masyarakat dunia diprediksi mengalami perubahan dalam kurun waktu panjang. Kondisi ekonomi bahkan berpotensi tak akan kembali normal dalam beberapa waktu ke depan.

Sebuah firma konsultan strategi bisnis global, Board of Innovation memprediksi perubahan perilaku hidup manusia akan turut mempercepat disrupsi di berbagai sektor usaha pada fase normal baru. Artinya, kebiasaan-kebiasaan baru yang tetap bertahan setelah masa pandemi akan menggeser bisnis lama dan menghasilkan peluang bisnis baru. 

Tak hanya lembaga konsultan global, sejumlah ekonom dan konsultan nasional juga memprediksi hal yang sama. Perubahan perilaku konsumen telah memunculkan sektor-sektor bisnis yang naik daun saat kondisi transisi menuju normal seutuhnya. Berdasarkan rangkuman Jurnal dari berbagai referensi lembaga ternama, berikut lima sektor bisnis yang dianggap akan booming  saat new normal :

1. Layanan Pengiriman Barang 

Penyebaran virus membuat orang terbiasa membawa pulang atau mengirim barang pembelian mereka. Banyak konsumen makanan dan minuman membawa pulang produk yang dibeli untuk dikonsumsi di rumah atau melalui pengiriman online delivery. Banyak pula produk ritel diprediksi mengubah layanan menjadi berbasis pengiriman. Hal ini menyebabkan kinerja bisnis - bisnis pengadaan logistik diprediksi meningkat pesat.

Perubahan perilaku belanja tersebut diprediksi akan bertahan lama meski pandemi Virus Corona usai karena membuat konsumen nyaman. Pada akhirnya, bisnis layanan pengiriman barang mengalami peningkatan permintaan. Belum lagi pertumbuhan bisnis e-commerce yang otomatis akan berdampak positif terhadap bisnis layanan pengiriman barang. Semakin banyak pembelian barang melalui perdagangan online, maka layanan pengiriman barang tentu akan semakin dibutuhkan produsen dan konsumen.

2. Layanan dan Produk Kesehatan

Penyebaran Virus Corona yang sangat masif hingga ke seluruh dunia menyebabkan masyarakat menaruh perhatian lebih banyak pada isu kesehatan. Mereka akan cenderung hidup lebih higienis, dan steril demi menghindari risiko terpapar virus atau penyakit. Selain itu, mereka akan cenderung mengkonsumsi produk yang baik untuk kesehatan.

Pada akhirnya, konsumen lebih peka terhadap isu kesehatan hingga rela mengalokasikan pengeluaran untuk berbagai layanan pendukung kesehatan. Dalam hal ini, layanan berbasis online akan cenderung menjadi pilihan konsumen seiring perubahan perilaku berupa social distancing.

Konsumen akan berpikir dua kali untuk berada di tempat publik dan lebih memilih menggunakan aplikasi online. Tak hanya kesehatan fisik, masyarakat juga diprediksi akan lebih peka terhadap persoalan kesehatan mental. Pasalnya, tingkat kecemasan masyarakat akan meningkat karena menjalani isolasi dalam kurun waktu yang cukup panjang.

Ada beberapa di antaranya yang mengalami penurunan kemampuan ekonomi, bahkan kehilangan pekerjaan. Persoalan juga bisa datang dari hubungan antar manusia karena berkomunikasi secara intens, atau masalah melanjutkan hidup lainnya. 

3. Aplikasi Hiburan dan Edukasi Online 

Berada di rumah dalam kurun waktu yang panjang tentu membuat orang-orang jenuh. Mereka memiliki waktu luang lebih banyak karena tak menghabiskan waktu di perjalanan atau beraktivitas padat di luar rumah.

Perubahan pola hidup itu membuat banyak orang memanfaatkan waktu untuk menambah wawasan atau menikmati hiburan secara virtual. Pilihannya, konsumen menggunakan berbagai aplikasi hiburan, seperti aplikasi games, layanan film berlangganan, layanan musik berlangganan, layanan video bebas, layanan kencan online, atau media sosial. Aplikasi hiburan akhirnya menjadi kebutuhan baru masyarakat di tengah tingkat kejenuhan dan stres yang tinggi.

Teknologi canggih menjadi platform pilihan untuk menyalurkan kebutuhan hiburan tersebut di tengah kebijakan social distancing. Opsi lain yang dipilih konsumen ialah memakai platform edukasi berbasis online, seperti aplikasi belajar atau kursus, aplikasi belajar bahasa asing, webinar terkait entrepreneur, talkshow virtual terkait tips menjadi pengusaha, dan sebagainya.

Pada akhirnya, konsumen akan terbiasa dengan berbagai aplikasi hiburan dan edukasi online bahkan usai pandemi berakhir atau pada fase new normal ke depan.

4. E-commerce

Pandemi Virus Corona telah memaksa masyarakat untuk berdiam diri di tempat tinggalnya masing-masing dalam kurun waktu hingga beberapa bulan. Kondisi itu membuat semua orang terpaksa beradaptasi memenuhi kebutuhan, baik primer, sekunder, maupun tersier melalui transaksi online. Salah satu saluran yang menyediakan beragam kebutuhan ialah E-commerce

Pada akhirnya, konsumen mulai menyadari manfaat dari perubahan gaya hidup tersebut. Pola belanja baru diprediksi berlanjut karena dianggap membuat konsumen lebih nyaman. Kebiasaan baru yang muncul menyebabkan masyarakat, terutama generasi Y, generasi X, hingga generasi baby boomers tak lagi awam atau khawatir bertransaksi secara virtual. Mereka bahkan menaruh kepercayaan terhadap pola berbelanja online karena menganggap aktivitas belanja online lebih simpel dan menguntungkan. 

Tak heran, bisnis perdagangan online justru akan semakin bersinar di masa new normal mendatang. Permintaan barang-barang ritel melalui platform e-commerce akan melonjak, dan para pengusaha harus mempersiapkan diri dengan segala sesuatu yang dibutuhkan. Salah satunya membekali diri dengan pengetahuan seputar teknologi bertransaksi online.

5. Software Pendukung Kerja Berbasis Cloud

Sektor bisnis terakhir yang diprediksi bakal booming saat new normal adalah software pendukung kerja berbasis komputasi awal atau cloud. Kebijakan bekerja di rumah atau work from home (WFH) yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir telah menyadarkan perusahaan akan pentingnya penggunaan software online berbasis cloud untuk mendukung aktivitas kerja.

Jika biasanya karyawan bertemu secara fisik di kantor dan bekerja melalui perangkat yang sama atau memberi laporan secara fisik tanpa hambatan, maka kebijakan WFH seringkali menimbulkan persoalan komunikasi atau menghambat penyelesaian kerja. 

Dengan penggunaan software online berbasis cloud, karyawan tak perlu kesulitan membuat laporan atau menyelesaikan pekerjaan. Beberapa software pendukung misalnya aplikasi marketing online, aplikasi customer relationship management, aplikasi absensi online, aplikasi pembayaran pajak online dan aplikasi akuntansi online.

Khusus software akuntansi online, perusahaan bisa memanfaatkan aplikasi seperti BerkatERP.  Cari tahu selengkapnya mengenai produk BerkatERP di website kami.

87%

Please Wait...